Jumat, 14 Oktober 2011

Public Relation Profesional di Era Global


Paper
Public Relation Profesional di Era Global


BAB I
PENDAHULUAN


Peradaban di era modernisasi ini  berkembang sangat pesat. Semakin maju dan berkembangnya tingkat kecerdasan dan pola pikir manusia juga akan di barengi dengan banyaknya problematika yang akan muncul dari gesekan – gesekan yang terjadi antar individu dengan individu atau individu dengan kelompok.  Dalam bidang industri, organisasi, parpol, atau instansi pemerintahan yang selalu berhubungan langsung dengan publik atau masyarakat banyak, tentunya akan semakin rumit pula penyelesaian masalah jika terjadi polemik antara instansi tersebut dengan masyarakat lingkungannya, karena tidak hanya menyangkut satu atau dua orang saja melainkan kepentingan dari banyak orang. Sehingga di butuhkannya pihak – pihak yang ahli dalam menyelesaikan masalah dan memberi masukan langkah – langkah penyelesaian dari suatu masalah tersebut. Sehingga Public Relation /  humas yang kita ketahui saat ini sangatlah di butuhkan untuk kebaikan bersama dalam menghadapi permasalahan, karena tugas yang di kerjakannya sangat penting bagi suatu organisasi kedepannya.

1.1.      Definisi Public Relation
Menurut Wikipedia Indonesia, Public Relations adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/ organisasi.
Menurut IPRA (International Public Relations Association) Public Relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public di antara mereka.

1.2.      Definisi Profesional
Profesional adalah orang yang menyandang suatu jabatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini juga pengaruh terhadap penampilan atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.

1.3. Definisi Global
Globalisasi: dunia tanpa batas, kentara sekali saat ini batas-batas antar negara, batas social, ekonomi serta budaya sudah dikaburkan melalui media internet. Setiap detik kita dibanjiri informasi paling baru melalui internet. Kondisi ini biasa disebut sebagai Era 2.0, Era dimana akses reputasi perusahaan menjadi lebih terbuka dan langsung ke publik, dalam hal ini customer perusahaan itu sendiri. Akses social media yang sudah membumi dan menjadi teman kesehari-harian publik membuat publik memiliki power yang besar membentuk opini, menyebarkan berita, dan mempengaruhi publik lain akan sebuah isu perusahaan.



BAB II
ULASAN / URAIAN

2.1.      Public Relation Profesional di Era Global

Pengertian Public Relations

Pada hakekatnya Public Relations ini merupakan metode komunikasi yang meliputi berbagai teknik komunikasi. Dimana didalam kegiatannya terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu badan / perusahaan dengan publiknya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Public Relations merupakan suatu fungsi management. Disini diciptakan suatu aktifitas untuk membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi suatu lembaga/ perusahaan disuatu pihak dengan public dipihak lain.

Tujuan dan Fungsi Public Relations
Tujuan dari public relations adalah mewujudkan hubungan yang harmonis atau menciptakan opini public yang favorable baik internal maupun eksternal.
Adapun fungsi dari Public Relations menurut Bettrand R. Canfield ( 1964 : 6 ) adalah sebagai berikut :
a)      Mengabdi kepada kepentingan umum
Jika tidak untuk kepentingan publik baik itu internal maupun eksternal, maka tidak mungkin akan tercipta suatu hubungan yang menyenangkan. Sebaliknya suatu badan / perusahaan akan dapat sukses apabila segala tindakannya adalah sebagai pengabdian kepada kepentingan umum.
b)      Memelihara komunikasi yang baik
Seorang pimpinan yang melakukan kegiatan Public Relations akan berhasil di dalam kepemimpinannya, apabila ia ikut bergaul dengan para karyawannya. Ia harud melakukan kegiatan komunikasi bukan saja dalam hubungan dinas tetapi juga diluar dinasnya. Misalnya dengan mengadakan pertandingan olahraga, kegiatan anjangsana dan lain – lain.
c)      Menitik beratkan kepada moral dan tingkah laku yang baik
Seorang pemimpin yang baik dalam tingkah lakunya akan menitik beratkan kepada moralitas, ia juga akan mempunyai wibawa apabila tidak cacat moral dan tingkah lakunya. Ia harus menjadi teladan bagi bawahannya.

Peran Public Relations
Peran seorang Public Relations sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi / perusahaan. Public Relations adalah sebagai Jembatan antara perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar tercapai Mutual Understanding (saling pengertian) antara kedua belah pihak. Public Relations bertindak sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para karyawan.
Adapun peran Public Relations menurut Dozier & Broom (20 : 2000) antara lain :
a)      Penasehat Ahli ( Expert Prescriber )
Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator Fasilitator ).
b)      Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator )
Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya
c)      Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator )
Peranan praktisi Public Relations dalam pemecahan masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat ( adviser ) hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional.
d)      Teknisi Komunikasi ( Communication Technician )
Peranan communications technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan technic of communication in organization.


Komunikasi Public Relation
Sebelum era PR 2.0, akses ini hanya bisa melalui media massa.  Saat itu, power media sangat kuat.  Media menjadi akses satu-satunya untuk membentuk opini, menyebarkan berita dan mempengaruhi publik.  Komunikasi berlangsung 2 arah (timbal balik) antara perusahaan dengan publik, tapi melalui perantara media.  Sehingga akses menjadi tidak langsung, berlangsung lebih lama, dan banyak noise komunikasi yang terjadi.
Komunikasi tidak hanya menyangkut media massa. Public relation dan Iklan juga
bagian dari ilmu komunikasi. Dalam wikipedia dinyatakan kalau PR merupakan
profesi yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan,
meraih simpati dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu sehingga membuat masyarakat mengerti dan menerima situasi tersebut. Sedangkan iklan,
merupakan salah satu
cara untuk mempromosikan barang, jasa, perusahaan dan ide yang
harus dibayar oleh sponsor. Pemasaran iklan merupakan bagian dari strategi promosi
secara keseluruhan.
Ada beragam kemajuan dan perkembangan dalam ilmu PR dan Iklan.
Perkembangan ini tak hanya terjebak dalam teori. Akan tetapi juga pada segi praktek.
Penggunaan teknologi membuat keduanya bisa menyampaikan informasi ke khalayak,
lebih luas dan lebih baik.
Para praktisi hubungan masyarakat (humas) melakukan pekerjaan mereka dengan
berbagai macam alat dan teknologi mulai dari pensil untuk sketsa hingga menggunakan
internet untk mengumpulkan bahan. Produk kehumasan diciptakan sedemikian rupa
untuk menjadi jembatan penghubung antara pihak perusahaan dengan khalayaknya.
Segala informasi yang dimuat secara online ini, sangat susah dikontrol penyebarannya. Peran PR di era 2.0 menjadi semakin kompleks, maka PR 2.0 yang mengerti perkembangan ini, akan juga memantau opini-opini yang terjadi diranah social media, yang merupakan media langsungnya publik menuangkan segenap pikiran-pikirannya, termasuk potensinya untuk menyebarkan isu perusahaan (Breakenridge, 2009).


Profesionalisme PR
                     Membentuk profesionalisme seorang public relation (PR) memerlukan proses pendidikan yang juga harus dilakukan secara profesional sebab PR telah menjadi sesuatu yang bermakna. Terlebih, masyarakat di negara-negara industri maju sudah sejak lama menyadari akan kebutuhan dan eksistensi serta profesionalisme public relation ini.
                     Perjalanan menuju status profesi PR membutuhkan beberapa indikator yang harus dipenuhi, yakni adanya dasar etika dan kewajiban moral, adanya pendidikan khusus yang sifatnya unik, serta adanya pengakuan komunitas mengenai layanan yang unik dan mendasar selain juga otonomi dalam praktik dan penerimaan tanggung jawab pribadi oleh praktisi.






BAB III
PENUTUP


3.1. KESIMPULAN

·         Public Relation /  humas sangatlah di butuhkan untuk kebaikan bersama dalam menghadapi permasalahan, karena tugas yang di kerjakannya sangat penting bagi suatu organisasi kedepannya.
·         PR merupakan profesi yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu sehingga membuat masyarakat mengerti dan menerima situasi  tersebut.
·         Seorang PR harus mampu menyesuaikan diri dalam mengikuti perkembangan teknologi, karena media komunikasi yang digunakan semakin cangih.
·         Menjadi PR yang profesional di perlukan adanya dasar etika dan kewajiban moral, adanya pendidikan khusus yang sifatnya unik, serta adanya pengakuan komunitas mengenai layanan yang unik dan mendasar selain juga otonomi dalam praktik dan penerimaan tanggung jawab pribadi oleh praktisi.

3.2. SARAN
1.      Seorang PR harus mempunyai kemampuan mengolah informasi teknologi, misalnya Monitoring perusahaan di social media termasuk Blog, Twitter, Facebook.  Hal ini bisa dilakukan dengan berlangganan Google Alert, yang nantinya akan mendeteksi keyword-keyword yang berhubungan dengan perusahaan dan hasil deteksi ini akan dikirimkan ke email kita.  Begitu juga dengan fitur Facebook dan Twitter.
  1. Tanggap jika melihat ada isu langsung yang kira-kira memiliki potensi negatif bagi reputasi perusahaan, dan langsung disikapi bijaksana dengan barometer reputasi perusahaan sebagai taruhan utamanya, dan bukan tentang siapa yang benar siapa yang salah.


REFERENSI


http://gadiz-everydaylife.blogspot.com/2010/12/paper-public-relation-profesional-di.html
http: //wildansmoker.wordpress.com
http://elqorni.wordpress.com/2008/05/02/dunia-pr-dalam-tantangan-globalisasi/
http://humasbdg.wordpress.com/2008/04/12/pendidikan-ilmu-humas-di-era-globalisasi/
http://davefleet.com/
http://afrilwibisono.wordpress.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar